Tuesday, May 4, 2010

Pembentukan ATPUSI Propinsi Sulawesi Tengah

menuntaskan tugas negara dan wisata kuliner





Persiapan



Setelah Pak Ihsan menugaskan saya untuk meggantikan pak Eko, maka segala persiapan keberangkatan untuk pembentukan Pengurus Daerah di Propinsi Sulawesi Tengah pun dilakukan. Syukurlah email pak Ihsan kepada para petinggi The British International School untuk mengijinkan saya melakukan tugas panggilan negara ini, membuat perijinan saya untuk cuti menjadi lebih mudah.



Hari Kamis dan Jumat tanggal 29 dan 30 April benar-benar hari sibuk mengurus ini itu. Mulai dari pekerjaan kantor, perijinan, konfirmasi tiket, persiapan anak-anak untuk ditinggal selama dua hari dan lainnya yang tidak dapat saya sebut satu per satu di sini.



Untunglah komunikasi dengan pihak LPMP Palu dapat dilakukan lewat email dan telfon. Sesi untuk saya selaku wakil dari Pengurus Pusat ATPUSI tidak perlu diubah karena akhirnya saya mendapat tiket untuk penerbangan pagi hari, dan perkiraan untuk tiba tepat waktu sebelum sesi saya di sore hari.



Ketibaan

Setelah transit di Surabaya dan delay karena hujan dan angin, pesawatpun diberangkatkan ke kota Palu. Menjelang ketibaan saya melihat hamparan laut biru tua yang luas, lembah dan gunung berbukit yang hijau di sekitar teluk Palu.



Ada cerita lucu saat tiba hari Senin siang di Palu. Saat rekan dari LPMP menjemput saya, mereka sebenarnya berharap menjemput dua orang. Tapi karena saya juga tidak berkomunikasi lagi dengan wakil dari Tendik PMPTK, maka saya bilang saya sendiri.



Setiba di kantor LPMP, pihak kantor LPMP menerima telfon kalau Ibu dari Tendik PMPTK Jakarta sudah menunggu dan tidak ada yang menjemput. Sementara saya dan penjemput saya sudah tiba di depan matanya. Bingunglah si Ibu ini. Ternyata, kesalahan komunikasi ini mengakibatkan tertinggalnya seorang tamu tadi di bandara Mutiara. Keberuntungan di pihak saya. Kalau bukan saya yang ditelfon pertama, pasti saya yang akan menunggu saat itu…



Sore itu, saya siap-siap untuk melakukan tugas saya untuk memfasilitasi pembentukan Pengurus Daerah ATPUSI Sulawesi Tengah.







Proses Pembentukan

Peserta yang hadir sebanyak 16 dari 22 orang yang diundang. Kota Palu memiliki 11 kabupaten yang berpencar. Acara dibuka dengan pengenalan ATPUSI, kemudian dilanjutkan ke Konvensi dan Pemilihan Pengurus Daerah Propinsi Sulawesi Tengah.



Komisi A





Komisi B





Penghitungan suara



Pengurus



Janji Pengurus





Peserta nampak antusias, rileks tapi serius dalam mengikuti proses acara konvensi ini. Semangatnya nampak jelas saat mereka bersedia jeda untuk shalat Maghrib kemudian kembali lagi untuk melanjutkan persidangan. Di luar dugaan estimasi waktu, ternyata acara selesai pukul 8 malam. Panitia dan peserta puas dengan pencapaian sore hingga malam ini.







Saatnya jalan-jalan

Tugas selesai sudah. Beruntung ada staf LPMP yang bersedia mengajak saya jalan-jalan melihat kota Palu di malam hari. Nuning dan Wiwik, membawa saya naik motor ke Taman Ria. Tempat nongkrongnya anak-anak muda Palu sambil menikmati pantai. Kami memesan makanan dan minuman khas Palu. Setelah itu, kami beranjak lagi menuju dataran tinggi di daerah kabupaten Donggala untuk melihat pemandangan Palu di malam hari. Indahnya....



Minuman hangat, Saraba





Pisang Gepe





Stik Kentang





Kentang Pedas





Keesokan harinya, Nuning dan Wiwik serta seorang rekan yang bersedia menyupiri mobil –mohon maaf, saya tidak dikenalkan namanya- membawa saya melihat kerajinan tenun kain Donggala. Kami melihat dari dekat proses pembuatan kain ini dari dekat.



Proses cetak kain





Setelah itu kami menuju sebuah toko souvenir kecil yang menjual kerajinan dari kayu hitam. Untuk makan siang, kami menuju Layana, Palu Utara demi mengejar kaledo enak yang ada disana. Terbukti, maknyussss...



Kaledo yang enak itu..





Ini menu kaledo saya, ditambah singkong rebus (mereka menyebutnya ubi) dan es jeruk





Cara Nuning makan kaledo





Kenyannnggg....





Sayangnya, Nuning ketibanan musibah kehilangan handphone. Waduhh..saya kebagian tidak enaknya kalau begini...



Kepulangan

Akhirnya, om Olo, mengetuk pintu kamar saya dan membawa berkas-berkas yang saya perlukan dan mengatakan siap mengantar saya ke bandara. Bawang goreng yang merupakan oleh-oleh khas kota Palu, beberapa tempat lilin dan kain Donggala, sudah saya atur rapi dalam tas saya. Siap kembali ke Jakarta.



Terima kasih buat segala layanan yang saya terima selama saya berada di Palu, teman-teman LPMP Palu! Mohon maaf ya kalau saya sudah merepotkan. Kunjungan pertama ke Palu punya kesan tersendiri buat saya.