Acara makan pagi ini berkaitan dengan salah satu program konferensi IASL, Kingston, Jamaica yaitu Author Breakfast. Liputan acara ini bisa dibaca di sini.
Sekarang kita lihat makanannya. Untuk sajian pembuka, mereka menyajikan Fruit Salad dan Yogurt topping. Potongan buahnya adalah semangka, nanas dan mangga.
Makanan pembuka yang menyegarkan dengan campuran buah-buahan dengan rasa asam dari yoghurt plus satu muffin sebagai pelengkap. Minum yang disajikan adalah jus jeruk.
Acara terus berlangsung sementara mbak-mbak dan mas-mas penyaji dengan sigap mengangkat piring kotor dan menggantinya dengan menu selanjutnya.
Tibalah pada menu utama:
Menu utama yang tersaji pada gambar di atas adalah:
- Escovetched fish pieces :potongan ikan kecil yang digoreng dengan potongan wortel sebagai pelengkap
- Steamed callalo dan saltfish:tumis daun callalo yang dicampur dengan potongan kecil-kecil ikan asin. Tapi dari penampilan dan rasanya, mereka lupa menyertakan ikan asin-nya saat memasak, saya rasa. Rasanya blast sayuran thok.
- Smoked marlin platters with capers: ikan marlin asap yang rasanya asin sekali
Ada satu makanan yang dipiring tapi tidak disebutkan dalam daftar menu yang direncanakan yaitu banana fritters alias pisang goreng. Lumayan, sebagai pilihan penyeimbang yang kompak dengan lidah saya.
Satu jenis lagi yang berbentuk segitiga putih itu seharusnya tersaji sebagai makanan pendamping, namanya steamed bammy alias singkong kukus. Bammy hampir selalu ada dalam setiap sajian, mirip nasi buat kita di Jakarta. Terbuat dari singkong yang digarami. Kadang tersaji sebagai hidangan yang dikukus atau dibakar.
Sayuran hijau yanag tampak seperti irisan daun singkong kukus itu adalah daun callalo. Ini dia bentuk aslinya:
[sumber:http://www.jamaicamix.com/Food/CallalooPicGallery.html. Diakses 30 Agustus 2011]
Dari rasanya, saya menduga kalau cara masaknya ditumis biasa, dan rasa daunnya seperti daun singkong.
Saya melirik piring para peserta yang hadir di acara ini. Mereka yang adalah peserta lokal, piringnya hampir bersih. Tapi salah satu peserta disamping saya [belakangan saya tahu ia berasal dari Inggris], tidak menyentuh makanan utamanya.
Tuesday, August 30, 2011
Saturday, August 20, 2011
Brisbane - Edmonstone Hotel
Sedikit gambaran tentang tempat kami bermalam selama konferensi berlangsung. Tempat ini berada di 24 Edmonstone Street, South Brisbane QLD 4102. Shyh Mee Tan telah lebih dulu booking tempat ini jauh-jauh hari sebelum waktu konferensi. Kemudian kami sepakat untuk bergabung. Lumayan, biaya akomodasi jadi lebih murah dan lebih ramai pastinya.
Perempatan jalan yang biasa kami lewati dari Brisbane Convention Hall, tempat berlangsungnya konferensi.
Tampak depan hotelnya
Suasana malam hari
Lorong menuju kamar kami di lantai dua, paling ujung
Meja kecil tempat kami bincang-bincang, di samping dapur
Biasanya kami sarapan di teras belakang ini
Kamarnya bersih, ada hair dryer [Rachma, Shymee, don't laugh ;)], ada meja setrika lengkap, dapur dengan microwave dan peralatan dapur dan makannya. Kami belanja mi instan, jus, susu, roti, mentega dan selai kacang untuk makan pagi kami. Nah ini pose sebelum pulang. Jadi kelihatan lebih rapi, dah kelar pack-up soalnya :)
Brisbane-Goald Coast-Brisbane - Last day
2 Oktober 2010
Hari ini Rachma dan saya akan menghabiskan waktu untuk berjalan-jalan dengan tujuan utama Goald Coast,Kuta-nya Bali lah kira-kira. Goald Coast merupakan salah satu tujuan wisata yang terkenal di Queensland terutama bagi mereka pecinta pantai. Dari Brisbane, kami ke stasiun kereta untuk naik City Train menuju Nerang kemudian dilanjutkan dengan bis menuju Surfer's Paradise.
Perjalanan kira-kira ditempuh selama satu jam. Sayangnya, saat kami tiba di Surfer's Paradise, hujan mulai turun. Tambahan lagi, terlihat adanya perbaikan konstruksi di sekitar akses masuk ke pantai. Kami berteduh dulu di mal terdekat sambil makan siang kebab.
Berpose di akses masuk pantai Surfer's Paradise
Melihat cuaca yang menunjukkan hujan dan mendung sepanjang hari, kami memutuskan untuk kembali ke Brisbane. Rencana mengunjungi tempat-tempat lain di Brisbane dalam waktu sehari tidak memungkinkan kami berlama-lama di Surfer's Paradise juga.
Dari Nerang, kami naik kereta lagi menuju Fortitude Valey untuk melihat Chinatown.
Saat itu kami melihat keramaian para penjaja dagangan merapikan dagangannya di tepian jalan sekitar Chinatown ini. Rupanya kami tiba bertepatan dengan usainya 'pasar jongkok' di daerah ini. Mungkin karena guyuran hujan juga. Barang-barang yang dijajakan disini yang sempat terlihat mirip dengan dagangan di pasar kaget BTC, Bintaro, seperti baju-baju anak dan dewasa, sepatu, kacamata, tas dan dompet. Standard ya?
Selanjutnya kami menunggu bis menuju Teneriffe, stasiun penghubung untuk naik ferry.
Kapal ferry yang kami tumpangi hanya membutuhkan waktu perjalan sekitar 10 menit untuk tiba di Bulima ferry, 'halte' tempat kami menunggu City Cat yang akan membawa kami pada pengalaman naik ferry di siang hari.
Ternyata cukup lama menunggu City Cat yang mengantar kami ke tujuan kami selanjutnya, Queensland University of Technology (QUT). Sambil menunggu, saya melihat peta perjalanan lewat air ini. Tidak perlu merasa takut kalau tiba-tiba kita merasa nyasar. Informasi yang disajikan sangat rinci di sini.
Sambil menunggu, saya mengambil beberapa pemandangan di sekitar Bulima ferry ini.
Cuaca mendung di sekitar Bulima ferry
Ini dia City Cat yang akan mengangkut kami ke perjalanan selanjutnya.
Dari Bulimba Ferry, City Cat melewati Hawthorne, New Farm Park, Mowbray Park, Sydney street, Riverside dan QUT Gardens Point, tempat kami turun. Waktu yang kami tempuh sekitar 15 menit melewati 'halte-halte' tadi. Hari sudah mulai gelap saat kami tiba di kampus QUT. Suasana kampus juga tampak sepi. Mengapa kami mampir ke sini? Sederhana saja. Ada kerinduan suatu saat ini menjadi tempat kuliah saya. Rachma juga saya rasa. Secara khusus saya menaikkan doa di depan pintu masuk utama kampus ini, berdoa supaya suatu saat saya bisa ada di kampus ini untuk melanjutkan studi saya. Padahal menaikkan doa bisa dimana saja ya. Ini menunjukkan 'sangking' pengennya kuliah disini nih. Tapi, semoga ya. Amin.
Senja jelang malam di sebuah lorong kampus QUT
Ternyata, kampus untuk Ilmu Perpustakaan dan Informasi yang bernaung di bawah fakultas Science & Technology QUT berada di Garden Points di George Street. Jadi kami berjalan membelah kampus utama hingga bertemu dengan pintu di sisi lain yang berdekatan dengan taman kampus.
Bangunan perkuliahannya berada di seberang saya.
Setelah melihat gedung perkuliahan impian, kami melanjutkan perjalanan kami. Saya melihat sebuah sinagog persis di samping kampus tadi. Selama ini saya hanya mendengar kata sinagog dalam cerita Alkitab, baru sekarang melihat bangunannya. Mirip dengan geraja kecil. Jaman dulu, di sinagog Tuhan Yesus mengajar orang-orang. Dan di sinagog ini pula para ahli-ahli kitab belajar, bertemu dan berdiskusi. Saya bertanya-tanya apakah fungsinya masih sama sinagog dulu dan sekarang.
Dari sini, kami berjalan hingga akhirnya kami tiba di keramaian Queen Street. Tujuan terakhir untuk beli oleh-oleh [lagi]. Setelah itu, kami naik bis pulang. Lelah, tapi puas bisa mengunjungi tempat-tempat yang ingin kami datangi.
Hari ini Rachma dan saya akan menghabiskan waktu untuk berjalan-jalan dengan tujuan utama Goald Coast,Kuta-nya Bali lah kira-kira. Goald Coast merupakan salah satu tujuan wisata yang terkenal di Queensland terutama bagi mereka pecinta pantai. Dari Brisbane, kami ke stasiun kereta untuk naik City Train menuju Nerang kemudian dilanjutkan dengan bis menuju Surfer's Paradise.
Perjalanan kira-kira ditempuh selama satu jam. Sayangnya, saat kami tiba di Surfer's Paradise, hujan mulai turun. Tambahan lagi, terlihat adanya perbaikan konstruksi di sekitar akses masuk ke pantai. Kami berteduh dulu di mal terdekat sambil makan siang kebab.
Berpose di akses masuk pantai Surfer's Paradise
Melihat cuaca yang menunjukkan hujan dan mendung sepanjang hari, kami memutuskan untuk kembali ke Brisbane. Rencana mengunjungi tempat-tempat lain di Brisbane dalam waktu sehari tidak memungkinkan kami berlama-lama di Surfer's Paradise juga.
Dari Nerang, kami naik kereta lagi menuju Fortitude Valey untuk melihat Chinatown.
Saat itu kami melihat keramaian para penjaja dagangan merapikan dagangannya di tepian jalan sekitar Chinatown ini. Rupanya kami tiba bertepatan dengan usainya 'pasar jongkok' di daerah ini. Mungkin karena guyuran hujan juga. Barang-barang yang dijajakan disini yang sempat terlihat mirip dengan dagangan di pasar kaget BTC, Bintaro, seperti baju-baju anak dan dewasa, sepatu, kacamata, tas dan dompet. Standard ya?
Selanjutnya kami menunggu bis menuju Teneriffe, stasiun penghubung untuk naik ferry.
Kapal ferry yang kami tumpangi hanya membutuhkan waktu perjalan sekitar 10 menit untuk tiba di Bulima ferry, 'halte' tempat kami menunggu City Cat yang akan membawa kami pada pengalaman naik ferry di siang hari.
Ternyata cukup lama menunggu City Cat yang mengantar kami ke tujuan kami selanjutnya, Queensland University of Technology (QUT). Sambil menunggu, saya melihat peta perjalanan lewat air ini. Tidak perlu merasa takut kalau tiba-tiba kita merasa nyasar. Informasi yang disajikan sangat rinci di sini.
Sambil menunggu, saya mengambil beberapa pemandangan di sekitar Bulima ferry ini.
Cuaca mendung di sekitar Bulima ferry
Ini dia City Cat yang akan mengangkut kami ke perjalanan selanjutnya.
Dari Bulimba Ferry, City Cat melewati Hawthorne, New Farm Park, Mowbray Park, Sydney street, Riverside dan QUT Gardens Point, tempat kami turun. Waktu yang kami tempuh sekitar 15 menit melewati 'halte-halte' tadi. Hari sudah mulai gelap saat kami tiba di kampus QUT. Suasana kampus juga tampak sepi. Mengapa kami mampir ke sini? Sederhana saja. Ada kerinduan suatu saat ini menjadi tempat kuliah saya. Rachma juga saya rasa. Secara khusus saya menaikkan doa di depan pintu masuk utama kampus ini, berdoa supaya suatu saat saya bisa ada di kampus ini untuk melanjutkan studi saya. Padahal menaikkan doa bisa dimana saja ya. Ini menunjukkan 'sangking' pengennya kuliah disini nih. Tapi, semoga ya. Amin.
Senja jelang malam di sebuah lorong kampus QUT
Ternyata, kampus untuk Ilmu Perpustakaan dan Informasi yang bernaung di bawah fakultas Science & Technology QUT berada di Garden Points di George Street. Jadi kami berjalan membelah kampus utama hingga bertemu dengan pintu di sisi lain yang berdekatan dengan taman kampus.
Bangunan perkuliahannya berada di seberang saya.
Setelah melihat gedung perkuliahan impian, kami melanjutkan perjalanan kami. Saya melihat sebuah sinagog persis di samping kampus tadi. Selama ini saya hanya mendengar kata sinagog dalam cerita Alkitab, baru sekarang melihat bangunannya. Mirip dengan geraja kecil. Jaman dulu, di sinagog Tuhan Yesus mengajar orang-orang. Dan di sinagog ini pula para ahli-ahli kitab belajar, bertemu dan berdiskusi. Saya bertanya-tanya apakah fungsinya masih sama sinagog dulu dan sekarang.
Dari sini, kami berjalan hingga akhirnya kami tiba di keramaian Queen Street. Tujuan terakhir untuk beli oleh-oleh [lagi]. Setelah itu, kami naik bis pulang. Lelah, tapi puas bisa mengunjungi tempat-tempat yang ingin kami datangi.
Subscribe to:
Posts (Atom)