Saturday, August 20, 2011

Brisbane-Goald Coast-Brisbane - Last day

2 Oktober 2010

Hari ini Rachma dan saya akan menghabiskan waktu untuk berjalan-jalan dengan tujuan utama Goald Coast,Kuta-nya Bali lah kira-kira. Goald Coast merupakan salah satu tujuan wisata yang terkenal di Queensland terutama bagi mereka pecinta pantai. Dari Brisbane, kami ke stasiun kereta untuk naik City Train menuju Nerang kemudian dilanjutkan dengan bis menuju Surfer's Paradise.





Perjalanan kira-kira ditempuh selama satu jam. Sayangnya, saat kami tiba di Surfer's Paradise, hujan mulai turun. Tambahan lagi, terlihat adanya perbaikan konstruksi di sekitar akses masuk ke pantai. Kami berteduh dulu di mal terdekat sambil makan siang kebab.

Berpose di akses masuk pantai Surfer's Paradise




Melihat cuaca yang menunjukkan hujan dan mendung sepanjang hari, kami memutuskan untuk kembali ke Brisbane. Rencana mengunjungi tempat-tempat lain di Brisbane dalam waktu sehari tidak memungkinkan kami berlama-lama di Surfer's Paradise juga.

Dari Nerang, kami naik kereta lagi menuju Fortitude Valey untuk melihat Chinatown.


Saat itu kami melihat keramaian para penjaja dagangan merapikan dagangannya di tepian jalan sekitar Chinatown ini. Rupanya kami tiba bertepatan dengan usainya 'pasar jongkok' di daerah ini. Mungkin karena guyuran hujan juga. Barang-barang yang dijajakan disini yang sempat terlihat mirip dengan dagangan di pasar kaget BTC, Bintaro, seperti baju-baju anak dan dewasa, sepatu, kacamata, tas dan dompet. Standard ya?

Selanjutnya kami menunggu bis menuju Teneriffe, stasiun penghubung untuk naik ferry.


Kapal ferry yang kami tumpangi hanya membutuhkan waktu perjalan sekitar 10 menit untuk tiba di Bulima ferry, 'halte' tempat kami menunggu City Cat yang akan membawa kami pada pengalaman naik ferry di siang hari.



Ternyata cukup lama menunggu City Cat yang mengantar kami ke tujuan kami selanjutnya, Queensland University of Technology (QUT). Sambil menunggu, saya melihat peta perjalanan lewat air ini. Tidak perlu merasa takut kalau tiba-tiba kita merasa nyasar. Informasi yang disajikan sangat rinci di sini.



Sambil menunggu, saya mengambil beberapa pemandangan di sekitar Bulima ferry ini.


Cuaca mendung di sekitar Bulima ferry




Ini dia City Cat yang akan mengangkut kami ke perjalanan selanjutnya.


Dari Bulimba Ferry, City Cat melewati Hawthorne, New Farm Park, Mowbray Park, Sydney street, Riverside dan QUT Gardens Point, tempat kami turun. Waktu yang kami tempuh sekitar 15 menit melewati 'halte-halte' tadi. Hari sudah mulai gelap saat kami tiba di kampus QUT. Suasana kampus juga tampak sepi. Mengapa kami mampir ke sini? Sederhana saja. Ada kerinduan suatu saat ini menjadi tempat kuliah saya. Rachma juga saya rasa. Secara khusus saya menaikkan doa di depan pintu masuk utama kampus ini, berdoa supaya suatu saat saya bisa ada di kampus ini untuk melanjutkan studi saya. Padahal menaikkan doa bisa dimana saja ya. Ini menunjukkan 'sangking' pengennya kuliah disini nih. Tapi, semoga ya. Amin.

Senja jelang malam di sebuah lorong kampus QUT


Ternyata, kampus untuk Ilmu Perpustakaan dan Informasi yang bernaung di bawah fakultas Science & Technology QUT berada di Garden Points di George Street. Jadi kami berjalan membelah kampus utama hingga bertemu dengan pintu di sisi lain yang berdekatan dengan taman kampus.

Bangunan perkuliahannya berada di seberang saya.


Setelah melihat gedung perkuliahan impian, kami melanjutkan perjalanan kami. Saya melihat sebuah sinagog persis di samping kampus tadi. Selama ini saya hanya mendengar kata sinagog dalam cerita Alkitab, baru sekarang melihat bangunannya. Mirip dengan geraja kecil. Jaman dulu, di sinagog Tuhan Yesus mengajar orang-orang. Dan di sinagog ini pula para ahli-ahli kitab belajar, bertemu dan berdiskusi. Saya bertanya-tanya apakah fungsinya masih sama sinagog dulu dan sekarang.



Dari sini, kami berjalan hingga akhirnya kami tiba di keramaian Queen Street. Tujuan terakhir untuk beli oleh-oleh [lagi]. Setelah itu, kami naik bis pulang. Lelah, tapi puas bisa mengunjungi tempat-tempat yang ingin kami datangi.


No comments:

Post a Comment